Media Berita Blitar – Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Pendidikan. Meluncurkan terobosan unik dan humanis dalam menanggulangi angka anak putus sekolah (APS) dan anak yang enggan kembali ke bangku pendidikan.Pemerintah mulai mengoperasikan mobil khusus antar-jemput anak malas sekolah pada Juli 2025 sebagai bagian dari layanan pendidikan inklusif.”
Mobil ini tak sekadar alat transportasi, melainkan bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap masa depan generasi muda Kota Blitar.
Langkah Jemput Bola Demi Masa Depan Anak Bangsa
Alinurdin, Kepala Pemerintah Kota Blitar, menginisiasi kolaborasi lintas sektor dalam program ini bersama pemerintah Sosial P3AP2KB, dan melibatkan psikolog pendidikan.”
“Kalau ada anak usia sekolah yang tidak mau sekolah, kami jemput langsung ke rumahnya. Tidak menunggu laporan saja, kami juga aktif menyisir dan berkoordinasi dengan kelurahan.
Dindin menjelaskan bahwa kendaraan khusus ini tidak hanya mengantar anak-anak ke sekolah, tapi juga digunakan sebagai media pendekatan emosional. Anak-anak akan diajak berkeliling kota untuk memulihkan motivasi belajar dan rasa percaya diri mereka.
“Ini bukan soal memaksa, tapi mengajak dengan cara yang menyenangkan agar anak merasa didukung, bukan ditekan,” tegasnya.
Kolaborasi dan Pendampingan Jadi Kunci
Program ini tak berdiri sendiri.
💬 “Pemkot Blitar menjemput anak-anak dan memberikan mereka pendampingan psikologis serta pengawasan dari tim pendamping di berbagai sektor. Tindakan ini Untuk melakukan untuk memaksimalkan proses pemulihan mental dan meningkatkan semangat belajar mereka.
Selain penjemputan, anak-anak juga belajar secara berkelanjutan agar mereka tidak kembali putus sekolah. Pendekatan personal, persuasif, dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan program ini.
Baca Juga : 4 Ribu Lebih Pendaki Naik ke Puncak Gunung Kelud via Karangrejo Blitar Selama Libur Panjang Sekolah
Menjawab Tantangan Anak Putus Sekolah di Era Modern
Langkah ini menjadi solusi konkret di tengah tantangan urbanisasi, tekanan sosial, dan rendahnya motivasi belajar di kalangan anak-anak usia sekolah. Kota Blitar menunjukkan bahwa inovasi pelayanan publik dapat berjalan humanis dan efektif, tanpa stigma.
Kesimpulan
Dengan hadirnya mobil jemput anak putus sekolah, Pemkot Blitar berharap mampu menekan angka APS secara signifikan dan mengembalikan hak anak atas pendidikan yang layak. Lebih dari sekadar transportasi, mobil ini menjadi simbol kehadiran negara dalam merangkul dan menyelamatkan masa depan anak-anak bangsa.